Minggu, 20 Juni 2010

taman kanak-kanak (PAUD)



BAB I
PENDAHULUAN
Latar belakang
Salah satu tingkat pendidikan yang cukup penting dalam rangka menyiapkan generasi muda terdidik untuk bangsa dan negara adalah pendidikan TK (Taman Kanak-kanak) , namun pada kenyataannya pendidikan anak paling bawah ini kurang mendapatkan perhatian pemerintah dari segi sarana prasarana maupun juga tenaga kependidikannya.
Setelah masa prasekolah (Taman Kanak-Kanak), memasuki dunia Sekolah Dasar bagi anak-anak merupakan pengalaman yang luar biasa. Bisa merupakan pengalaman yang menyenangkan, menggairahkan namun juga mendebarkan, penuh dengan segala tekanan. Suasana yang terbiasa bebas, bermain, berlarian (saat di TK) akan mengalami hal yang berbeda saat memasuki Sekolah Dasar.
Pada masa awal sekolah anak menjalani masa transisi (kelas 1 sampai kelas 2). Dalam masa transisi ini anak membutuhkan dukungan, pengetahuan dan energi khusus agar anak dapat melewatinya dengan baik. Nah pada masa ini sangat menentukan sukses tidaknya anak menjalani usia perjalannya selama 6 tahun di Sekolah Dasar.
Dengan segala perilaku dan tingkah laku anak usia Sekolah Dasar, kita (orang tua dan guru) hendaknya bijaksana dalam mendampingi. Kalau melihat tahapan perkembangan anak, menurut Jean Pieget seorang profesor di bidang psikologi dari Univ. Geneva, Swiss, bahwa usia anak sekolah SD (7-11 tahun) masuk dalam tahap perkembangan kognitif konkret-operasional, yaitu masa dimana aktivitas mental anak terfokus pada obyek-obyek yang nyata atau pada berbagai kejadian yang telah atau pernah dialami. Pada masa ini anak mulai tahu beberapa peraturan, penggandaan dan beberapa kemampuan lainnya.


BAB II
TK AISYIYAH V

A. Definisi Taman Kanak-kanak
Taman Kanak-kanak (disingkat TK) jenjang pendidikan anak usia dini (yakni usia 6 tahun atau di bawahnya) dalam bentuk pendidikan formal. Kurikulum TK ditekankan pada pemberian rangsangan pendidikan untuk membantu pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan rohani agar anak memiliki kesiapan dalam memasuki pendidikan lebih lanjut.
Lama masa belajar seorang murid di TK biasanya tergantung pada tingkat kecerdasannya yang dinilai dari rapor per semester. Secara umum untuk lulus dari tingkat program di TK selama 2 (dua) tahun, yaitu:
• TK 0 (nol) Kecil (TK kecil) selama 1 (satu) tahun
• TK 0 (nol) Besar (TK besar) selama 1 (satu) tahun
Umur rata-rata minimal kanak-kanak mula dapat belajar di sebuah Taman Kanak-kanak berkisar 4-5 tahun sedangkan umur rata-rata untuk lulus dari TK berkisar 6-7 tahun. Setelah lulus dari TK, atau pendidikan formal dan pendidikan nonformal lainnya yang sederajat, murid kemudian melanjutkan ke jenjang pendidikan lebih tinggi diatasnya yaitu Sekolah Dasar atau yang sederajat.
B. Taman Kanak-kanak Aisyiyah
Di TK Aisyiyah, kanak-kanak diberi kesempatan belajar dan kurikulum pembelajaran yang sesuai dengan usia tiap tingkatannya. Siswa diajarkan mengenai hal ihwal berikut ini:
• Agama
• Budi bahasa
• Berhitung
• Membaca (lebih tepatnya mengenal aksara dan ejaan)
• Bernyanyi
• Bersosialisasi dalam lingkungan keluarga dan teman-teman sepermainannya
• Berbagai macam keterampilan lainnya.
Tujuannya yaitu meningkatkan daya cipta kanak-kanak dan memacunya untuk belajar mengenal bermacam-macam ilmu pengetahuan melalui pendekatan nilai budi bahasa, agama, sosial, emosional, fisik/motorik, kognitif, bahasa, seni, dan kemandirian. Semua dirancang sebagai upaya menumbuhkembangkan daya pikir dan peranan anak kecil dalam kehidupannya. Semua kegiatan belajar ini dikemas dalam model belajar sambil bermain.
C. Kelemahan dan kelebihan TK Aisyiyah
Pendidikan taman kanak-kanak penting bagi anak, tidak hanya sebagai persiapan masuk sekolah dasar, tapi juga membentuk karakter dan pribadi anak. Namun, orangtua terutama pasangan muda pada umumnya belum mengerti seluk beluk pendidikan prasekolah ini. Karena itulah, dengan membaca buku ini, orangtua akan memahami manfaat memasukkan putra-putri tercinta ke taman kanak-kanak. Tidak hanya itu, orangtua juga bisa mendapat informasi tentang menghitung biaya prasekolah, kiat memilih taman kanak-kanak, mengenali alat-alat permainan di TK, dan sebagainya.
TK Aisyiyah menerapkan motode pengajaran yang mengacu pada kriteria pendidikan untuk anak usia dini yang direkomendasikan National Association for the Education of Young Children (NAEYC) , Amerika Serikat. Empat kriteria terpenting yang merupakan faktor penentu keberhasilan anak, menurut lembaga itu adalah: (1) Kurikulum sesuai dengan taraf perkembangan anak. (2) Interakasi positif antara guru dan anak. (3) Orangtua merupakan mitra. (4) Fasilitas terencana untuk mendukung proses belajar aktif-interaktif. Walau demikian, penerapannya disesuaikan dengan keadaan dan kultur di Indonesia.

1. Ruangan kelas TK Aisyiyah
Ruangan kelas dapat dimodifikasi menjadi kelas-kelas kecil, yang disebut ruangan vak atau sentra-sentra. Setiap ruangan vak atau sentra. terdiri atas satu bidang pengembangan. Ada sentra bahasa, sentra daya pikir, sentra daya cipta, sentra agama, sentra seni, sentra kemampuan motorik. Contohnya pada sentra bahasa terdapat bahan, alat-alat, serta sumber belajar seperti tape recorder, alat pendengar, kaset, alat peraga, gambar, dan sebagainya
Pada sentra daya pikir berisi bahan-bahan ajar seperti alat mengukur, manik-manik, lidi untuk menghitung, gambar-gambar, alat-alat geometris, alat-alat laboratorium atau majalah pengetahuan. Demikian pula pada sentra khusus seperti sentra balok, sentra air, sentra musik atau sentra bak pasir.
2. Guru TK Aisyiyah
Setiap guru harus mencintai dan menguasai bidang pengembangan masing-masing. Guru harus memberi penjelasan secara umum kepada murid-murid yang mengunjungi sentranya sesuai dengan tema yang dipelajari. Memberi pengarahan, mengawasi dan mempematikan murid-murid ketika menggunakan alat-alat sesuai dengan materi yang dipelajarinya. Selanjutnya menanyakan kesulitan yang dialami murid-murid dalam mengerjakan materi tersebut. Selain dari itu guru sentra harus menguasai perkembangan setiap murid dalam mengerjakan berbagai tugas s’ehingga dapat mengikuti tempo dan irama perkembangan setiap murid dalam menguasai bahan-bahan pengajaran atau tugas perkembangannya.
3. Pengembangan Pembelajaran TK Aisyiyah
TK itu belajar membaca, menulis, menghitung. Itulah pelajaran pertama yang wajib diberikan guru kepada anak-anak TK (taman kanak-kanak). Selebihnya adalah bermain. Bermain menjadi penting bagi anak-anak itu supaya mereka belajar di dalam keadaan yang menyenangkan.
Keadaan yang menyenangkan di waktu belajar dapat mendorong anak-anak TK untuk mampu mengekspresikan apa-apa yang ada di dalam hati dan pikiran mereka. Pelajaran membaca, menulis, dan menghitung tidak menjadi beban bagi anak-anak TK karena suasana belajar yang menyenangkan itu. Begitulah penjelasan seorang guru TK. suasana bermain itu perlu tampak pada waktu memberikan pelajaran kepada anak-anak itu cara duduk yang benar, cara menggosok gigi yang benar, cara memegang pensil, cara makan yang benar, cara minum, cara membuang hajat di dalam WC, cara berkata-kata yang benar. Bahkan di dalam pendidikan Islam, anak-anak berdoa ketika hujan datang.Di samping itu menyanyi dan menari setiap hari perlu dilakukan untuk semakin membebaskan anak-anak itu dari beban yang dibawa dari rumah. Dari sini anak-anak itu memperoleh kesan bahwa bersekolah itu sungguh menyenangkan dan ngangeni (merindukan).
4. Masalah yang di hadapi oleh Guru TK Aisyiyah
Belakangan ini, banyak SD, khususnya SD favorit, yang menerapkan persyaratan masuk harus bisa baca. Efeknya, banyak TK yang 'memaksa' muridnya belajar baca. Padahal, di TK tidak ada kewajiban anak belajar baca, kecuali hanya ajang sosialisasi prasekolah. Sehatkah situasi semacam ini? Sekarang, syarat yang dibebankan kepada calon siswa SD itu telah membuat para guru TK (taman kanak-kanak) sibuk. Mereka sedikit 'memaksa' mengajarkan anak didiknya membaca sejak usia TK. Pasalnya, mereka khawatir, lulusan TK-nya tak bisa diterima di SD favorit. Padahal, salah-salah menangani para bocah itu, bisa membuat efek buruk pada perkembangan psikologis mereka. Sebenarnya, tak sekadar guru TK yang dibikin sibuk. Para orang tua pun turut kelimpungan karena sangat mengharapkan anaknya bisa diterima di SD unggulan. Sering kali, para orang tua inilah yang memaksakanputra-putrinya untuk bisa baca. Seakan menjadi tuntutan zaman, itulah yang cenderung berkembang belakangan ini. jika anak diharapkan memiliki kemampuan baca dengan cara pemaksaan, jelas itu tidak sehat. Alasannya, pemaksaan terhadap anak akan berdampak negatif. anak usia 4-5 tahun belajar membaca juga tak bisa dikatakan sepenuhnya salah, boleh-boleh saja anak sudah diajarkan membaca sejak usia 4-5 tahun. Yang penting orang tuanya harus melihat bagaimana kemampuan dan minat anak. "Kalau anak itu mampu dan berminat, sama sekali bukan masalah," katanya. juga mengingatkan para pengajar atau orang tua yang membimbing anak untuk menjauhkan cara mengajar yang bersifat pemaksaan. Kegiatan belajar anak harus lebih bersifat kegiatan yang menyenangkan. Metode pengajaran membacanya itu tak membebaninya, yang bisa membuat anak tampak murung dan bingung. Pengenalan huruf sejak usia TK atau bahkan sejak usia 3 tahun, sebenarnya bukan hal aneh. Yang penting, metode pengajarannya biasanya melalui proses sosialiasi. Artinya, anak mengenal huruf dari benda yang sering dilihat dan ditemui. Ia mencontohkan, bila anak sering melihat minuman Coca-Cola. Maka orang tua mulai mengenalkan huruf kepada anaknya satu per satu pada kemasan minuman. Kendati sambil bermain, anak mulai mengenal huruf C, O, L, A. Atau, dengan cara menulisan kata 'buku' pada jilid buku. Sehingga anak mengenal benda sambil belajar huruf yang membentuk nama benda tersebut. Mengajarkan anak melalui metode sosialisasi, jauh lebih efektif daripada metode pemaksaan. mengingatkan metode apa pun harus dilihat apakah anak memiliki kemampuan dan minat. "Tetap harus dilihat kesediaan si anak sendiri," katanya. Minat belajar anak untuk membaca tak lepas pula dari kebiasaan orang tuanya.

BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Pendidikan taman kanak-kanak penting bagi anak, tidak hanya sebagai persiapan masuk sekolah dasar, tapi juga membentuk karakter dan pribadi anak. Namun, orangtua terutama pasangan muda pada umumnya belum mengerti seluk beluk pendidikan prasekolah ini. Karena itulah, dengan membaca buku ini, orangtua akan memahami manfaat memasukkan putra-putri tercinta ke taman kanak-kanak. Tidak hanya itu, orangtua juga bisa mendapat informasi tentang menghitung biaya prasekolah, kiat memilih taman kanak-kanak, mengenali alat-alat permainan di TK, dan sebagainya.
TK Aisyiyah menerapkan motode pengajaran yang mengacu pada kriteria pendidikan untuk anak usia dini yang direkomendasikan National Association for the Education of Young Children (NAEYC), Amerika Serikat. Empat kriteria terpenting yang merupakan faktor penentu keberhasilan anak, menurut lembaga itu adalah: (1) Kurikulum sesuai dengan taraf perkembangan anak. (2) Interakasi positif antara guru dan anak. (3) Orangtua merupakan mitra. (4) Fasilitas terencana untuk mendukung proses belajar aktif-interaktif. Walau demikian, penerapannya disesuaikan dengan keadaan dan kultur di Indonesia.

Referensi :
Cerdas dan cemerlang (Prof. Dr. Joan Freeman)
Mengajarkan Emotional Intelegence Pada anak (lawerence A. Shapiri}
Mengembangkan Kecerdasan Emosi (Seri ayah bunda) Kesehatan dan perilaku Anak Usia Sekolah (Seri Ayah Bunda)

1 komentar:

  1. BELAJAR MEMBACA LEWAT LAGU

    adalah sebuah penemuan baru yang luar biasa...mudah dan menyenangkan!

    dapatkan lagu2nya di:
    http://www.lagu2anak.blogspot.com (klik ID saya,ZEPE di atas)

    klik
    contoh lagu saya ada di:

    http://www.facebook.com/home.php?#!/video/video.php?v=130134560360182

    BalasHapus

jangan cuma lihat n baca coment juga dong say